“Aku kerja buat sekolah dan kesembuhan ibu, tapi sekarang ibu pergi ninggalin aku selama-lamanya”
Nurfadjriyani Sugiyarti atau biasa akrab disapa Jiah gadis belia yang kini usianya menginjak 18 tahun anak kedua dari 2 bersaudara. Ia ditinggal mendiang sang ayah sejak tahun 2017 karena sakit komplikasi yang dideritanya.

Ibunya juga mengalami penyakit stroke sejak tahun 2015, Jiah selalu berusaha bekerja demi kesembuhan sang ibu, karena ia tak ingin kehilangan lagi orang tersayangnya, namun tepat pada tanggal 22/05/2022 sang ibu menghembuskan nafas terakhirnya.

Hampir setiap hari ia menjajakan barang dagangannya berupa makaroni dan kerupuk gendar yang diolah dan dimasak sendiri. Jiah selalu memulai berdagang pada siang hari karena pagi harinya ia sekolah dan pada saat ini ia siswa kelas 3 SMK.

Sebelum memulai berdagang, pagi hari ia harus menuntut ilmu terlebih dahulu karena Jiah ingin sekali menjadi seorang dokter. Jiah selalu berjalan sejauh 6 KM demi menjajakan dagangannya. Ia memulai berdagang pada pukul 1 siang hingga malam hari sampai barang dagangannya habis terjual.
Jiah selalu membawa dagangannya sebanyak 40 bungkus bahkan lebih. Pernah saat itu jualan nya hanya laku 4 bungkus dalam sehari. harga 1 kerukup jiah hargai 2 ribu rupiah. Dari hasil jualan nya yang didapat ia harus memutar otak untuk modal hari berikutnya.

Sampai saat ini pula Jiah mengalami tunggakan di sekolah yaitu uang spp dari bulan November 2021 hingga kini, buku paket, belum lagi uang ujian.
Disclaimer:
Donasi yang terkumpul akan disalurkan untuk membantu biaya pendidikan Nurfajriani. Target yang terhimpun akan di salurkan bukan hanya untuk Nurfajriani tetapi untuk dhuafa lainnya dengan kondisi serupa. Fundraising ini bagian dari program bantuan beasiswa dhuafa yang mana dananya akan disalurkan bukan hanya biaya pendidikan tetapi juga bantuan sarana prasarana pendidikan.
Berita Penyaluran
Program Dirilis
28 Jun 2022Para #PejuangKebaikan